Budidaya Cacing Tanah – Nah sebagian besar orang mengganggap bahwa cacing tanah merupakan hewan yang sangat menjijikan. Namun bagi sebagian lainnya, hewan tidak bertulang belakang ini ialah ladang penghasilan yang sangat menjanjikan.
Dalam hal ini mengapa demikian? Budidaya cacing tanah ialah bisnis prospektif karena bisa dilakukan dengan modal yang sangat kecil dengan keuntungan yang terbilang sangat besar. Dalam segi permintaan kebutuhan cacing tanah tidak pernah surut karena hewan ini memang sangat diperlukan dalam banyak hal.
Dan memang selain murah pengolahannya, modal awal pengelolaan bisnis budidaya cacing ini relatif murah. Budidaya cacing tanah juga tidak selalu membutuhkan lahan tanah yang besar dan bahkan bisa dilakukan di dalam rumah juga.
Pasar cacing tanah juga akan selalu ada karena hewan ini mempunyai banyak sekali manfaat di berbagai bidang kehidupan. Di bidang farmasi, hewan ini dijadikan berbagai ekstrak obat-obatan. Ekstrak cacing juga digunakan untuk bahan dasar kosmetik. Dan sementara itu di bidang perikanan, cacing dimanfaatkan untuk pakan dan suplemen makanan ikan. Dan di bidang perkebunan dan pertanian, cacing juga banyak dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pupuk tanaman.
Jenis Cacing Tanah Yang Dibudidayakan
Jangan salah tidak semua jenis cacing bisa dibudidayakan. Beberapa jenis cacing tanah yang dapat diternakan ialah cacing tanah asia atau Pheretima, Perionyx dan Lumbricus. Ketiganya menyukai bahan organik berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Cacing jenis Pheretima mempunyai sekitar 95 sampai 150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14 hingga 16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris dengan warna merah keunguan. Cacing merah, koot dan kalung termasuk ke dalam jenis ini.
Mempunyai jumlah segmen antara 75 sampai 165 dimana kitelumnya terletak di segmen 13 dan 17, ialah ciri jenis Perionyx. Cacing ini berbentuk gilig ungu tua sampai merah kecokelatan. Cacing jenis ini membutuhkan pemeliharaan yang lebih serius saat diternakkan. Dan terakhir cacing jenis Lumbricus, cacing jenis ini lebih unggul karena tingkat produktivitasnya tinggi. Misalnya dalam faktor penambahan berat badan, produksi telur atau anakan dan tidak banyak bergerak.
Cacing tanah jenis Lumbricus memiliki bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90 sampai 195, dimana klitelum terletak pada segmen 27 sampai 32. Biasanya cacing jenis ini kalah bersaing dengan yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tapi bila dibudidayakan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
Manfaat Cacing Tanah
Dalam hal ini seperti yang sudah dikatakan sebelumnya manfaat cacing tanah sangat beragam di berbagai aspek kehidupan. Hewan ini meningkatkan unsur hara untuk membentuk lapisan tanah yang bernutrisi alias subur dan gembur untuk pertanian.
Dalam dunia medis sendiri, hewan menjijikan ini juga bisa memberikan banyak sekali manfaat kesehatan karena kandungannya. Cacing tanah memiliki kandungan protein tinggi, asam amino dan berbagai enzim yang bermanfaat baik ketika masih dalam bentuk cacing segar maupun sudah diolah.
Dan perlu diketahui bahwa kadar protein dan asam amino pada hewan tidak berkaki ini cukup tinggi. Kandungan protein “76 persen” di dalam hewan ini jauh lebih tinggi dari daging mamalia “65 persen” dan daging ikan “50 persen”, bahkan kandungan asam amino dalam cacing tanah mencapai 78-79 gram tiap liternya.
Dan selain protein dan asam amino yang tinggi, cacing ini juga mengandung vitamin, zat besi dan kalsium dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Dan tidak hanya itu hewan ini juga ternyata memiliki sistem kekebalan tubuh yang bersifat antimikroba sehingga dianggap sangat berguna untuk melawan berbagai mikroba yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Dan beberapa pemanfaatan manfaat cacing tanah untuk kesehatan ialah mengobati tifus, mengobati diare, menyembuhkan luka lebih cepat, melancarkan sirkulasi darah, menjaga sistem kekebatan tubuh, mengatasi peradangan, mengatasi gangguan pembuluh darah, meningkatkan energi, menjaga kadar gula darah dan mengatasi konstipasi.
Cara Budidaya Cacing Tanah
Adapun cara budidaya cacing tanah diantaranya yaitu:
Tempat Budidaya Cacing
Yang pertama yang harus kalian persiapkan ialah tempat ternak cacing. Kandang cacing ini harus bebas dari kemungkinan hama atau predator seperti semut, cicak ayam atau hewan lain yang dapat memangsa cacing.
Untuk tempat ternak cacing tanah sendiri, bisa kita lakukan di berbagai tempat seperti di bak semen “sistem jedingan”, rak kayu, box kayu dan lainnya. Nah berikut ini beberapa contoh tempat budidaya cacing yang dapat kalian jadikan referensi wadah ternah cacing diantaranya yaitu:
- Garasi rumah, untuk meletakan kotak atau rak yang berisi bibit cacing.
- Bekas kolam ikan yang sudah tidak terpakai.
- Barang bekas yang ada untuk tempat ternak cacing.
- Pekarangan rumah kalian untuk lahan budidaya cacing.
Media Ternak Cacing
Dan setelah kita memiliki tempat untuk budidaya, langkah selanjutnya ialah mempersiapkan media untuk cacing. Media untuk hidup cacing ini yang nantinya juga sekaligus juga harus menyediakan makanan mereka.
Ada banyak media tempat cacing yang bisa kalian buat, yang jelas media budidaya harus gembur dan banyak bahan organik.
Kalian bisa menggunakan log jamur atau limbah hasil budidaya jamur, tanah organik “tanah plus serbuk gergaji, ataupun batang pisang yang dicacah” campuran kompos dengan beberapa bahan organik “limbah pertanian atau pasar”.
Lantas bagaimana cara membuatnya media ternak cacing? Pertama-tama masukkan bahan-bahan tersebut sampai mencapai ketinggian 15 cm, masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan gembur.
Dan setelah itu aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.
Dan setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan. Kapur bisa ditambahkan sebanyak 1% dari media hidup untuk mendapatkan pH netral.
Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6,0-7,0 tingkat kelembaban 15-30% dan suhu antara 15-25 derajat celcius. Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya, cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang telah disediakan.
Makanan Dan Nutrisi Cacing
Setelah cacing kita masukkan ke dalam media budidaya, jangan lupa untuk memberinya pakan. Pakan cacing bisa berupa limbah organik rumah tangga “sisa nasi, sisa sayur dsb”, limbah home industry “kulit buah, sisa dapur rumah makan dsb”, limbah peternakan “kotoran kambing, spai dan ayam” atau daun gugur yang dibuat menjadi kompos.
Banyaknya pakan yang diberikan sama jumlahnya dengan berat cacing yang kalian masukkan, jika berat cacing 2 kg maka pakan yang diberikan juga sebaiknya 2 kg.
Berikan pakan berupa bubur atau bubuk. Buat pakan dengan perbandingan 1 pakan : 1 air. Bubur pakan ditaburkan secara merata diatas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.
Perawatan Cacing
Pakan yang kita berikan tadi sebaiknya diberikan setiap hari untuk jumlah pakan 2 kg yang kita berikan atau bisa juga kita berikan 2 kg per minggunya.
Dan perhatikan apakah cacing kekurangan air atau kekurangan pakan, usahakan agar media budidaya selalu lembab dan kebutuhan pakan selalu terpenuhi.
Hama Cacing Dan Cara Penanganannya
Sebagaimana yang sudah disebutkan diatas, ada banyak hama yang bisa memangsa cacing seperti semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah dan kutu.
Dan untuk itu lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik digunakan sebagai penutup ialah kawat kasa. Karena kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian udara tetap berjalan dengan baik. Dan selain itu untuk mencegah serangan semut, di sekitar kotak pemeliharaan diberi air secukupnya “dirambang”.
Panen Cacing
Panen cacing biasanya dilakukan pada bulan ke 2,5 sampai 4. Sebaiknya jangan dipanen secara keseluruhan agar proses regenerasi terus berjalan.
Panen bisa mulai dilakukan setelah kita melihat banyaknya kascing “kotoran cacing” dan kokon “kumpulan telur cacing”. Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit.
Lantas bagaimana cara memanen cacing? Salah satunya dengan menggunakan petromaks, lampu neon atau bohlam. Cahaya yang dihasilkan oleh akan lampu mengundang cacing berkumpul di bagian atas media.
Dan setelah itu cacing tinggal diambil dan dipisahkan dari medianya. Cara lain ialah membalikan kotak pemeliharaan dan memisahkannya dari media hidup cacing.
Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon “telur cacing” masing-masing dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah.
Telur-telur cacing tanah ini akan segera menetas dalam tempo 14-21 hari, setelah itu, pemeliharaan dilakukan seperti awal budidaya.
Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Cacing Tanah semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.