Budidaya Plankton – Salah satu pakan alami yang di gunakan untuk ikan adalah fitoplankton. Fitoplankton adalah organisme yang berukuran renik, mempunyai gerakan yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus, dan juga dapat melakukan proses fotosintesis karena mempunyai klorofil dalam tubuh.
Fitoplankton sebagian besar terdiri atas alga ( ganggang ) bersel tunggal yang berukuran renik. Akan tetapi, beberapa jenis di antaranya ada juga yang suka membentuk koloni.
Daftar Isi
Cara Budidaya Plankton
Pesatnya usaha perikanan di Indonesia terutama pembenihan ikan, udang, ataupun kerang menyebabkan pakan alami ikan seperti fitoplankton banyak di buru oleh konsumen. Ketersediaan fitoplankton yang sesuai, baik jumlah maupun mutu adalah faktor yang penting yang menentukan keberhasilan pemeliharaan larva ikan, udang, kepiting, dan juga rajungan.
Hal ini berarti setiap usaha pembenihan, teknik kultur fitoplankton secara terkontrol harus di kuasai sehingga kegagalan pemeliharaan larva yang di sebabkan oleh kekurangan pakan alami tidak terjadi.
Pembenihan Ikan
Keberhasilan pembenihan ikan sangat bergantung pada ketersediaan pakan alami. Salah satu faktor yang berperan dalam mencapai keberhasilan pembenihan ikan dan juga udang adalah tersedianya pakan alami yang diperlukan .
Ketersediaan pakan alami, baik dalam jenis maupun ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan pada setiap stadia merupakan mata rantai yang sangat penting. Ini karena pada umumnya tingkat kematian benih paling tinggi terjadi pada stadia larva.
Pakan Alami
Pakan alami mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha pembenihan ikan, udang, kerang – kerangan, kepiting, dan yang lainnya. Pakan hidup lebih berperan penting dalam beberapa proyek akuakultur.
Pakan hidup harus di berikan pada larva untuk pertama kali mulai makan. Pemberian pakan alami di samping sebagai sumber protein, lemak, dan juga karbohidrat, pakan hidup terutama mikrolaga adalah sumber utama asam lemak esensial yang sangat potensial.
Penggunaan pakan alami pada budidaya perikanan sangat menguntungkan. Beberapa keuntungannya antara lain bernilai nutrisi yang tinggi, mudah di kultur, berukuran sesuai dengan bukan mulut larva, mempunyai pergerakan yang mampu memberikan rangsangan bagi ikan untuk memangsanya, dan berkemampuan untuk berkembang biak dengan cepat dalam waktu relatif singkat sehingga ketersediaannya bisa terjamin sepanjang waktu dan juga biaya kulturnya pun relatif murah.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu di adakan kultur pakan alami yang di lakukan dalam skala laboratorium untuk perbanyakan bibit murni. Sementara itu, pada skala massal dilakukan untuk lingkungan perairannya. Disamping itu, dibutuhkan paket teknologi budidaya untuk memenuhi kebutuhan pakan larva ikan.
Beberapa fitoplankton yang dapat dikultur untuk pakan alami larva ikan seperti Chlorella, Tetraselmis chuii, Dunaliella salina, Artemia, dan Spirullina. Chlorella adalah alga hijau yang bisa hidup di air tawar dan air laut. Bentuk selnya bulat atau bulat telur, bersel tunggal ( unicellular ) namun kadang – kadang bergerombol.
Diameter selnya kurang lebih 2—8 mikron, berwarna hijau karena mengandung klorofil yang merupakan pigmen yang paling dominan. Dinding selnya terbilang sangat keras karena mengandung selulosa serta pektin. Chlorella bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh dimana – mana, akan tetapi tidak dapat tumbuh pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupan ( Song, 1980 ).
Budidaya plankton jenis Spirullina tergantung pada kondisi lingkungan perairannya, dan juga dibutuhkan pada teknologi budidaya yang sangat baik. Budidaya plankton ini di setiap negara memiliki teknik yang berbeda – beda karena setiap negara mempunyai kondisi alam satu dengan yang lainnya tidak sama.
Demikianlah penjelasan mengenai Cara Budidaya Plankton semoga bermanfaat.