Cara Menanam Oyong – Oyong atau gambas termasuk sayuran yang banyak digunakan pada masakan Nusantara, sehingga permintaan oyong di pasar terbilang tinggi, sehingga menguntungkan bagi para petani yang membudidayakannya.
Siklus tanamnya pun singkat, sekitar satu bulan sejak penanaman oyong sudah bisa dipanen. Cara budidayanya pun sederhana, selain monokultur oyong bisa di tanam dengan sistem tumpangsari, sehingga petani bisa menanam berbagai komoditas dalam satu lahan.
Agar produksinya optimal diperlukan cara dan juga waktu budidaya yang tepat, untuk itu dibutuhkan benih yang jelas daya produksinya dan bisa diterima pasar.
Daftar Isi
Cara Menanam Oyong
Apabila anda tertarik budidaya oyong, berikut ini adalah tahapan – tahapan cara menanam oyong agar berbuah lebat
Tahap pengolahan lahan
- Gemburkan lahan dengan cara di traktor atau di cangkul.
- Buat bedengan dengan ukuran tinggi 30 – 40 cm, lebar 110 – 120 cm, jarak antar bedengan 50 – 60 cm, lebar parit 50 cm, sedangkan panjangnya di sesuaikan dengan lahan yang di gunakan.
- Taburkan kapur pertanian atau dolomit 2 minggu sebelum tanam, dosisnya disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah sebelum diberikan perlakuan, kebutuhan dolomit bisa dilihat pada tabel berikut.
- Pada 7 – 10 hari sebelum tanam pada bedengan diberikan pupuk organik sebanyak 1 – 2 kg per m2,
- Tambahkan juga pupuk kimia SP 36 sebanyak 20 gram/ m2, KCL 15 gram /m2 selanjutnya tutup bedengan dengan tanah secara merata dan juga rapikan kembali permukaan bedengan.
- Tutup bedengan dengan mulsa hitam perak, dengan warna perak di bagian atas. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan siang hari supaya mulsa mudah di tarik dan di kembangkan dengan
Tahap persemaian
- Sebelum ditanam benih oyong di semai terlebih dahulu, akan tetapi sebelum di semai potong sedikit pada bagian benih yang lancip dengan menggunakan gunting kuku hal tersebut di lakukan karena biji oyong memiliki kulit yang keras dan juga
- Semai benih dalam pot tray ukuran 14×7 cm.
- Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, arang sekam, pupuk kandang dan juga sabut kelapa dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1.
- Untuk mempercepat perkecambahan persemaian ditutup dengan menggunakan plastik berwarna gelap, selama proses persemaian, penyiraman dilakukan rutin setiap hari, bahkan apabila persemaian dilakukan pada musim kemarau penyiraman dilakukan 2 – 3 kali sehari.
- Pada umur 5-7 hari setelah semai, benih oyong biasanya sudah mulai berkecambah, bibit sudah dapat dipindah tanam apabila benih telah berusia 10 – 12 hari setelah semai.
Tahap pindah tanam dan pemeliharaan
- Satu hari sebelum pindah tanam buat lubang tanam pada bedengan dengan cara membuat lubang pada mulsa secara hati – hati.
- Jarak tanam ideal tanaman oyong adalah 50 – 60 cm dalam barisan dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dan juga dalam setiap bedengan bisa ditanami 2 baris tanaman.
- Tanam bibit pada lubang tanam di bedengan, untuk 1 lubang tanam di isi dengan satu bibit.
- Proses pindah tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari dan juga dibarengi dengan penyiraman untuk mencegah tanaman menjadi layu.
- Pada fase awal pertumbuhan, tanaman sangat memerlukan pasokan air, oleh sebab itu hingga dengan umur 7 hari sejak pindah tanam, oyong wajib untuk disiram setiap hari, penyiraman berikutnya dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali tergantung kondisi cuaca.
- Tanaman oyong memerlukan turus atau ajir untuk merambatkan batang, turus – turus tersebut bisa dibuat menjadi para – para dengan cara menghubungkan satu dengan lainnya.Para – para ini membantu proses panen karena buah oyong akan menggantung di bawah alat bantu tersebut.
- Supaya tanaman oyong berproduksi secara optimal, tanaman perlu diberikan pupuk susulan, adapun jadwal pemupukan.
- Pada pemupukan susulan 1 – 2 dilakukan dengan cara di tugal sekitar 5 – 7 cm dari tanaman, sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan cara di kocor, caranya larutkan pupuk ke dalam air, kemudian berikan larutan tersebut pada setiap tanaman sebanyak 250 ml atau 1 gelas.
- Jika dibutuhkan dapat di tambahkan pupuk organik, pemupukan organik susulan bisa di berikan pada 7 hari sesudah tanam, dosisnya cukup 1 genggam per tanaman.
- Penyiangan atau pembersihan rumput liar juga penting di lakukan secara rutin, karena kebersihan lahan akan membantu tanaman oyong dapat terhindar dari serangan hama dan juga
- Berikutnya lakukan perambatan, hal ini penting untuk dilakukan untuk menopang tanaman tumbuh menjalar secara optimal mengikuti ajir atau para – para.
- Perambatan dilakukan dengan mengikatkan tanaman ke ajir dengan menggunakan tali rafia secara hati – hati, pengikatan bisa di mulai pada tanaman berusia 10 – 15 hari setelah tanam dengan mengikatkan batang yang berada di bawah cabang utama.
Pengendalian hama
Pengendaliannya akan lebih baik jika dilakukan secara preventif yaitu melalui penyemprotan pestisida berkala, dosis dan aplikasinya disesuaikan dengan rekomendasi dari produsen pestisida yang biasanya tertera pada kemasan.
Beberapa penyakit yang sering mengganggu tanaman oyong yaitu serkospora, sedangkan hama yang rutin menyerang adalah penggorok daun, tungau, dan juga kepik .
Tahap pemanenan
Tanaman oyong biasanya sudah dapat dipanen perdana pada usia 32 – 34 hari setelah tanam tergantung varietas yang di tanam, panen selanjutnya bisa dilakukan selang 3 – 4 hari sekali. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, tujuannya adalah agar kualitas hasil panen bisa terjaga dengan baik.
Demikianlah tahapan dalam Cara Menanam Oyong semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat , sekian dan terimakasih.