Budidaya Artemia – Budidaya artemia dapat dilakukan di lahan yang tidak terlalu besar. Udang renik ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan hewan peliharaan lain. Mempunyai kadar protein yang baik untuk hewan peliharaan, bisnis artemia cukup menggoda jika ditekuni. Berikut ini adalah tahapan budidaya artemia.
Tahapan Cara Budidaya Artemia
Budidaya artemia diawali dengan pembibitan. Telur artemia yang telah diawetkan dalam kaleng pundapat digunakan sebagai bibit. Telur ini kemudian di tetaskan hingga muncul bibit-bibit udang artemia yang nantinya dapat di besarkan.
Cara Menetaskan Telur
Cara menetaskan telur ini adalah dengan menggunakan wadah khusus yang terbuat dari bahan plastik. Wadah haruslah berbentuk kerucut. Kapasitas wadah berkisar antara 3—75 liter tergantung banyaknya artemia yang ingin Anda tetaskan.
Karena artemia berkembang di pesisir pantai di alam, untuk penetasannnya juga dilakukan dengan air laut dengan kadar garam yang berkisar 30 per milimeter. Akan tetapi, hasilnya akan lebih baik apabila kadar garam diturunkan menjadi 5 per mililiter. Anda dapat mengencerkan air laut tersebut dengan cara dicampur air tawar.
Dimasukkan Ke Dalam Wadah Penetasan
Sebelum dimasukkan ke dalam wadah penetasan, telur dir endam dalam air tawar selama 1 jam. Lalu, saring telur dan tiriskan hingga airnya tuntas. Masukkan ke wadah penetasan.
Atur supaya suhu tempat penetasan berkisar 25—30 derajat Celcius. Kadar oksigen yang diperlukan untuk menetaskan dan juga membudidayakan artemia berkisar 2 milimeter per liter.
Cara Menyeimbangkan Kadar Oksigen
Cara menyeimbangkan kadar oksigen adalah dengan aerator ataupun blower. Penyinaran dibutuhkan dengan sinar lampu neon dengan daya 60 watt di samping wadah sejauh 20 cm.
Telur artemia yang telah diletakkan dalam wadah penetasan dan lingkungannya di atur dengan sedemikian rupa akan menetas dalam kurun waktu 35 jam. Telur menetas menjadi naupilus yang harus segera diambil.
Naupilus merupakan larva stadium pertama dari artemia. Embrio artemia masih terbungkus selaput penetasan. Perkembangan menjadi artemia di tandai dengan adanya pecahnya selaput embrio ini. Naupilus yang telah di ambil ini diambil dengan cara mematikan pengudaraan. Bagian atas wadah penetasan ditutup dengan menggunakan kain, sedangkan bagian bawahnya disinari selama 5—10 menit. Anak artemia kemudian akan terpisah dari cangkang telur. Anakan artemia ini kemudian dapat di pindahkan untuk dibudidayakan secara massal.
Demikainlah penjelasan singkat mengenai Budidaya Artemia semoga dapat berguna terutama bagi anda yang sedang memulai usaha budidaya artemia ini, sekian dan terimakasih banyak atas kunjungannya, jangan lupa juga untuk menyimak cara budidaya yang lainnya, sekian dan terimakasih.